News & Research

Reader

Perencanaan Asuransi: Apa dan Berapa Banyak Asuransi Yang Dibutuhkan?
Thursday, April 18, 2024       18:28 WIB

Pada artikel-artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Perencanaan Keuangan ( Financial Planning ) secara umum, dan beberapa perencanaan khusus seperti Perencanaan Pensiun ( Retirement Planning ), dan Perencanaan Investasi ( Investment Planning ).
Pada artikel ini, kita akan membahas tentang Perencanaan Asuransi (Insurance Planning). Perencanaan Asuransi akan dimulai dari menjawab dua pertanyaan ini: (1) Jenis asuransi apa yang anda butuhkan?, dan (2) Berapa banyak pertanggungan asuransi yang anda butuhkan?
 Jenis asuransi apa yang Anda butuhkan 
Pada dasarnya, untuk keperluan perorangan (individu), asuransi yang dibutuhkan ada tiga macam: (1) Asuransi Jiwa ( Life Insurance ), (2) Asuransi Kerugian ( General Insurance ), dan (3) Asuransi Kesehatan ( health insurance ).
Dari setiap macam asuransi perorangan ini, kebutuhan asuransi tiap orang masih dapat dibuat lebih terinci lagi. Misalnya asuransi jiwa tidak hanya untuk menutupi resiko kematian saja, tetapi juga untuk resiko kecelakaan diri ( personal accident insurance ) yang mencakup resiko cacat tetap, atau resiko kehilangan pendapatan akibat cacat tetap ( personal disability benefit ).
Untuk Asuransi Kerugian ( General Insurance ) karena kepemilikan rumah, resiko yang dipertanggungkan dimulai dari resiko kebakaran ( fire ), resiko kebanjiran ( flood ), resiko kemalingan ( bulglary ), atau pun resiko kejatuhan pesawat terbang (sangat kecil kemungkinan terjadinya, kecuali apabila rumah Anda ada dekat bandara yang sibuk.
Untuk Asuransi Kerugian ( General Insurance ) karena kepemilikan kendaraan bermotor, resiko yang dipertanggungkan adalah resiko kehilangan kendaraan dan resiko tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga ( third party liabilities ).
Untuk keperluan pembiayaan rumah (KPR), maupun pembiayaan kendaraan bermotor (KKB), jenis asuransi, maupun jumlah pertanggungan asuransi untuk perorangan ini umumnya sudah ditentukan oleh pihak bank atau perusahaan pembiayaan dan sifatnya adalah wajib bagi debitur untuk mendapatkan pembiayaan.
Untuk kredit perumahan (KPR), ada dua macam asuransi yang akan diminta oleh pihak bank, yaitu (1) asuransi kebakaran atas rumah yang dibiayai, dan (2) asuransi jiwa yang mempertanggungkan jiwa debitur. Selanjutnya, di sini kita hanya akan membahas asuransi jiwa saja.
Ada tiga jenis asuransi jiwa ( life insurance ) yang penting untuk kita ketahui: (1)  Term life  (asuransi jiwa berjangka), (2)  whole life  (asuransi jiwa seumur hidup), dan (3)  endowment  (asuransi dwiguna, yaitu gabungan asuransi jiwa dan tabungan).
Asuransi jiwa berjangka atau  term life  (1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dst) adalah yang paling murah, karena Perusahaan asuransi hanya akan membayar pertanggungan apabila pihak tertanggung meninggal dunia dalam masa pertanggungan. Jika tidak terjadi apa-apa terhadap diri tertanggung selama periode pertanggungan, maka asuransi akan berakhir dan tertanggung tidak akan mendapat apa-apa.
Pada umumnya perusahaan asuransi di Indonesia tidak menjual polis asuransi jiwa berjangka untuk tertanggung perorangan. Asuransi jiwa berjangka hanya dijual untuk tertanggung kumpulan ( group insurance ), seperti misalnya untuk seluruh karyawan dari suatu Perusahaan.
Asuransi jiwa seumur hidup atau  whole life  adalah asuransi jiwa yang mempertanggungkan hidup dari tertanggung. Artinya, kapanpun tertanggung meninggal dunia, maka Perusahaan asuransi akan membayar biaya pertanggungannya.
Karena setiap orang pada suatu saat akhirnya akan meninggal dunia, maka klaim atas asuransi ini pasti akan terjadi, kecuali polis menjadi lapse karena premi tidak dibayar. Karena suatu saat nanti klaim pasti terjadi, Perusahaan asuransi harus mencadangkan uang untuk pembayaran klaim. Akibatnya, premi asuransi ini menjadi relatif lebih mahal dari asuransi berjangka.
Asuransi dwiguna atau  endowment  memiliki dua komponen, yaitu asuransi jiwa dan tabungan. Sebagai asuransi jiwa, asuransi dwiguna akan membayar jumlah pertanggungan apabila tertanggung meninggal dunia dalam periode asuransi.
Sebagai Tabungan, Perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah tertentu uang secara berkala (sesuai kesepakatan) kepada pihak tertanggung. Misalnya, asuransi dwiguna untuk biaya sekolah akan membayar sejumlah tertentu pada saat anak masuk SD, SMP, SMA dan kuliah.
 Berapa banyak pertanggungan asuransi jiwa yang Anda butuhkan 
Perlu dicatat bahwa Perusahaan asuransi hanya akan mengganti kerugian yang benar-benar terjadi pada pihak tertanggung. Jadi, sebagai contoh pada asuransi kerugian ( general insurance ), kerugian akibat kebakaran rumah setinggi-tingginya adalah senilai harga bangunan rumah itu saja (harga tanah tidak termasuk).
Tetapi, harga dari jiwa seseorang tidak dapat dinilai dengan uang. Satu-satunya pihak yang dapat menentukan nilai dari jiwa seseorang adalah orang itu sendiri (tertanggung). Pihak asuransi (penanggung) hanya akan mengevaluasi apakah permintaan pertanggungan yang diajukan oleh calon tertanggung masuk akal atau tidak untuk ukuran kemampuan ekonomi tertanggung.
Di lain pihak, calon tertanggung mungkin akan berpendapat bahwa nilai pertanggungan itu meliputi jumlah pendapatan yang hilang di masa depan (jika tertanggung meninggal), jumlah yang dibutuhkan oleh pihak ahli waris untuk melanjutkan hidup, atau pun jumlah uang yang ingin ditinggalkan kepada ahli waris apabila tettanggung meninggal dunia.
Di sini, kita anggap bahwa asuransi Anda beli karena kesadaran akan pentingnya memiliki asuransi jiwa, bukan karena diwajibkan oleh pihak ketiga (bank atau Perusahaan pembiayaan). Kita akan membahas factor-faktor apa yang harus Anda pertimbangkan dalam menentukan besarnya uang pertanggungan asuransi jiwa yang akan Anda beli.
1. Umur Anda saat ini
Pada waktu Anda masih berusia muda dan belum memiliki banyak harta, atau sudah mulai memiliki harta tetap seperti rumah tinggal dan harta bergerak seperti kendaraan, tetapi masih berutang kepada pihak bank atau perusahaan pembiayaan, maka kebutuhan asuransi Anda juga akan tinggi.
Demikian pula, pada waktu Anda masih berusia muda tapi sudah berkeluarga, tanggungan Anda juga lebih banyak, maka kebutuhan Anda akan asuransi jiwa menjadi semakin besar. Tetapi jika Anda telah makin berumur, di mana utang KPR (mortgage) sudah lunas ke bank, anak-anak Anda sudah mandiri, maka kebutuhan Anda akan asuransi jiwa juga semakin berkurang.
2. Utang-utang yang ada
Jika Anda masih memiliki banyak utang, baik itu berupa KPR (Kredit Perumahan Rakyat), KKB (Kredit Kendaraan Bermotor), KTA (Kredit Tanpa Agunan), atau utang-utang yang lain, maka kebutuhan Anda akan asuransi jiwa juga semakin besar.
Dengan memiliki polis asuransi jiwa, jika Anda meninggal dunia, Anda tidak akan meninggalkan utang kepada keluarga tercinta. Bahkan, dengan memiliki polis asuransi jiwa yang cukup, Anda dapat menyediakan biaya hidup dan dana pendidikan untuk anak-anak Anda seandainya Anda tiba-tiba meninggal dunia.
3. Situasi keluarga yang ada
Ada keluarga kecil yang tidak memiliki banyak tanggungan sehingga kebutuhan akan asuransi jiwa juga relatif kecil. Tetapi, misalkan Anda adalah kepala keluarga yang memiliki tiga orang anak yang masih kecil-kecil, istri tidak bekerja, sementara ada tanggungan lain berupa orang tua yang tinggal bersama Anda. Di sini, kebutuhan Anda akan asuransi jiwa menjadi besar karena banyak jiwa lain yang bergantung kepada Anda.
4. Tujuan keuangan lain yang ada
Jika sebagai orang tua, Anda berkeinginan untuk menyediakan biaya pendidikan bagi semua anak-anak Anda sampai lulus kuliah, maka kebutuhan Anda akan asuransi jiwa tentu akan berbeda dengan orang tua yang mengharapkan anak-anaknya untuk bekerja (berwiraswasta) setelah lepas sekolah menengah.
5. Banyaknya penghasilan yang ditabung
Dua orang yang mempunyai penghasilan yang sama besar, tetapi dengan tingkat menabung ( saving rate ) yang berbeda, akan memiliki kebutuhan asuransi jiwa yang berbeda. Orang yang lebih tinggi tingkat menabungnya, otomatis akan mampu mengakumulasi lebih banyak harta dibandingkan dengan orang yang penghasilannya sama besar tetapi hanya menabung sedikit dari penghasilannya.
Orang yang telah mengakumulasikan lebih banyak harta tentu saja kebutuhan akan asuransinya juga lebih sedikit, karena harta yang ada dapat dipakai jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
6. Biaya pemakaman
Biaya terakhir ketika seseorang meninggal dunia adalah biaya pemakaman. Bergantung pada faktor budaya dan agama seseorang, ada yang meninggal dikremasi dan ada yang dikubur. Tentu saja, biaya penguburan akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya kremasi. Bahkan sekarang sudah dijual kuburan yang super mewah melebihi perumahan untuk yang masih hidup.
Tentu saja, jika Anda menginginkan akhir hidup Anda berada di kompleks 'rumah masa depan' itu, Anda sudah harus mempersiapkannya selagi masih hidup. Salah satu cara yang dapat dipakai adalah dengan membeli asuransi jiwa.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS

powered by: IPOTNEWS.COM